Berdoalah Demikian

1. Mat.6:9-15: apa 3 permohonan pertama yg diajarkan Yesus dan apa maksudnya? Apa 3 permohonan berikutnya dan apa maksudnya?

KARENA ITU BERDOALAH DEMIKIAN
Nas : Mat 6:9
Dengan contoh doa ini, Kristus menunjukkan apa saja yang harus menjadi pokok doa orang Kristen. Ada enam permohonan dalam doa itu: tiga yang pertama berkaitan dengan kekudusan dan kehendak Allah; tiga sisanya berkaitan dengan kebutuhan kita sehari-hari. Singkatnya doa ini tidak berarti bahwa kita harus berdoa secara singkat saja mengenai kebutuhan kita. Kristus kadang-kadang berdoa sepanjang malam (Luk 6:12).

BAPA KAMI YANG DI SORGA
Nas : Mat 6:9
Doa melibatkan penyembahan kepada Bapa sorgawi. Sebagai Bapa, Allah mengasihi kita, memperdulikan kita, dan dengan gembira menyambut persekutuan dan keakraban dengan kita; melalui Kristus kita dapat menghampiri Dia pada setiap saat untuk menyembah Dia dan membawa persoalan kita kepada-Nya (ayat Mat 6:25-34).

Allah sebagai Bapa tidak berarti bahwa Dia seperti seorang Bapa manusiawi yang membiarkan anak-anak-Nya berbuat salah atau yang tidak mendisiplinkan mereka dengan benar. Allah adalah Bapa yang kudus yang harus menentang dosa. Allah tidak akan membiarkan dosa sekalipun di dalam diri mereka yang menyebut-Nya Bapa. Nama-Nya harus “dikuduskan”. Sebagai Bapa sorgawi, Ia dapat memberi berkat dan juga dapat menghukum, menahan atau memberi, bertindak dengan adil atau dengan murah hati. Cara Allah menanggapi kita sebagai anak-anak-Nya tergantung pada iman dan ketaatan kita kepada-Nya.

DIKUDUSKANLAH NAMA-MU
Nas : Mat 6:9. Hal yang paling perlu diperhatikan di dalam doa dan kehidupan kita ialah pengudusan nama Allah. Adalah hal yang sangat penting bahwa Allah sendiri dihormati, dimuliakan, dan ditinggikan (bd. Mazm 34:4). Di dalam doa dan kehidupan sehari-hari kita harus sangat memperhatikan nama baik Allah, gereja-Nya, Injil-Nya, dan kerajaan-Nya. Melakukan sesuatu yang mencemarkan nama baik Tuhan merupakan dosa yang sangat hebat sehingga mempermalukan Allah.

DATANGLAH KERAJAAN-MU
Nas : Mat 6:10. Doa orang Kristen haruslah berhubungan dengan Kerajaan Allah di bumi sekarang ini dan dengan perwujudannya pada masa yang akan datang. Kita harus berdoa untuk kedatangan Kristus yang kedua kalinya serta penegakan Kerajaan Allah yang abadi di langit baru dan bumi baru (Wahy 21:1; bd. 2Pet 3:10-12; Wahy 20:11; 22:20). Kita harus berdoa untuk kehadiran dan manifestasi rohani dari Kerajaan Allah sekarang ini. Hal ini termasuk penyataan kuasa Allah di antara umat-Nya agar menghancurkan pekerjaan Iblis, menyembuhkan orang sakit, menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang, meningkatkan kebenaran dan mencurahkan Roh Kudus atas umat-Nya

JADILAH KEHENDAKMU
Nas : Mat 6:10. Berdoa seperti ini berarti bahwa kita sungguh-sungguh menginginkan kehendak dan maksud Allah terwujud dalam kehidupan kita dan keluarga kita sesuai dengan rencana-Nya yang abadi. Kita terutama dapat mengetahui kehendak Allah di dalam Firman-Nya yang telah dinyatakan, yaitu Alkitab, dan melalui pimpinan Roh Kudus di dalam hati kita (bd. Rom 8:4-14). Kehendak Allah terlaksana bila kita berdoa agar “kerajaan-Nya dan kebenaran-Nya” datang di antara kita (ayat Mat 6:33)

MAKANAN KAMI YANG SECUKUPNYA
Nas : Mat 6:11. Doa juga harus berisi permohonan tentang kebutuhan pokok sehari-hari (Fili 4:19). lihat cat. –> Luk 11:3). SETIAP HARI MAKANAN KAMI: Orang percaya harus belajar berdoa untuk tercukupinya kebutuhan hidup (bd. Mat 6:11) berdasarkan empat prinsip.
1. Kita harus menaikkan doa permohonan seperti itu menurut kehendak Allah dan kemuliaan-Nya (Mat 6:10,33; 1Kor 10:31; 1Yoh 5:14-15).
2. Kita harus menginginkan Allah mempertunjukkan kasih kebapaan-Nya kepada kita (Mat 6:9,25-34),
3. Persediaan kebutuhan yang kita doakan harus memenuhi kebutuhan dasar kita dan memampukan kita melakukan pelayanan Kristen (2Kor 9:8; 1Tim 6:8; Ibr 13:5).
4. Kita boleh memohon sesuatu hanya setelah kita dengan setia memberi kepada Allah dan kepada orang lain (2Kor 9:6)

AMPUNILAH … SEPERTI KAMI JUGA MENGAMPUNI
Nas : Mat 6:12 Doa harus memperhatikan masalah dosa dan kesediaan untuk mengampuni mereka yang telah bersalah kepada kita (ayat Mat 6:14-15; Ibr 9:14; 1Yoh 1:9).

LEPASKANLAH KAMI DARIPADA YANG JAHAT
Nas : Mat 6:13 Semua orang percaya merupakan sasaran khusus dari permusuhan Iblis dan maksudnya yang jahat. Oleh karena itu, kita sekali-kali tidak boleh lupa untuk berdoa agar kita dibebaskan dari kuasa dan rencana jahatnya
(lihat cat. –> Luk 11:26; Maksud bagian ini menjadi jelas dalam ayat paralelnya di Mat 12:43-45 yang berbicara tentang rumah yang ditinggalkan kosong.
1. Dalam pertobatan dan keselamatan (Yoh 3:3) orang percaya tidak hanya harus dilepaskan dari dosa, tetapi juga menyerahkan diri kepada ketaatan yang radikal, doa, kebenaran, dan Firman Allah serta dipenuhi dengan Roh Kudus (lih. Kis 2:4; Rom 8:1-39).
2. Kuasa Iblis tidak berakhir setelah pertobatan, tetapi terus berlangsung sebagai suatu ancaman yang tak berkesudahan (Luk 22:31; Kita selamat dari dosa dan Iblis hanya oleh penyerahan sepenuh kepada Kristus dan dengan menggunakan semua sarana kasih karunia yang tersedia melalui Kristus
3. Orang percaya yang telah dilepaskan dari kuasa setan tetapi tidak sepenuhnya meninggalkan dosa atau tidak membuka diri mereka kepada Roh Allah, sedang mengundang roh-roh jahat untuk datang kembali dengan kuasa yang lebih besar untuk hidup dalam diri mereka.

JIKALAU KAMU TIDAK MENGAMPUNI
Nas : Mat 6:15. Yesus menekankan di sini bahwa orang Kristen harus bersedia untuk mengampuni kesalahan orang lain. Apabila mereka tidak mengampuni orang bersalah yang mengakui kesalahannya, Allah tidak akan mengampuni mereka dan doa mereka tidak ada gunanya. Ini adalah suatu prinsip penting mengenai cara Allah mengampuni dosa (Mat 18:35; Mr 11:26; Luk 11:4).

KERAJAAN ALLAH
Nas : Mat 12:28. Ayat: “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” Sifat Kerajaan Allah. Kerajaan Allah (Kerajaan Sorga) mengandung pengertian Allah yang datang ke dunia untuk menyatakan kuasa, kemuliaan, dan hak-hak-Nya melawan kekuasaan Iblis dan garis haluan dunia yang sekarang ini. Kerajaan Allah merupakan pengertian yang lebih luas daripada keselamatan atau gereja; Kerajaan Allah ialah Allah mengungkapkan diri-Nya dengan penuh kuasa dalam semua karya-Nya.

1) Kerajaan itu adalah terutama pernyataan kuasa ilahi yang sedang bertindak. Allah memulai pemerintahan-Nya secara rohani di bumi ini di dalam hati dan di antara umat-Nya (Yoh 14:23; 20:22). Ia datang ke dunia dengan penuh kuasa (Yes 64:1; Mr 9:1; 1Kor 4:20). Kita tidak boleh memandang kuasa Allah ini sebagai kuasa yang jasmani atau politis, tetapi sebagai kuasa yang rohani. Kerajaan itu bukanlah sebuah teokrasi yang bersifat religius-politis; itu tidak juga menjalankan kekuasaan sosial atau politis atas kerajaan di dunia ini (Yoh 18:36). Pada waktu ini Allah tidak bermaksud untuk menebus dan membaharui dunia melalui suatu gerakan sosial atau politis, atau melalui suatu tindakan kekerasan (Mat 26:52). Dunia sepanjang zaman ini akan tetap merupakan musuh Allah dan umat-Nya (Yoh 15:19; Rom 12:1-2; Yak 4:4; 1Yoh 2:15-17; 4:4). Pemerintahan Allah dalam bentuk hukuman langsung dan kekerasan hanya akan terjadi pada akhir zaman ini (Wahy 19:11-21).

2) Karena Allah menyatakan diri dengan kuasa, dunia memasuki suatu keadaan krisis. Pernyataan kuasa Allah memenuhi kerajaan Iblis dengan ketakutan (Mat 4:3-9; 12:29; Mr 1:24), dan setiap orang diperhadapkan pada keputusan apakah akan tunduk kepada pemerintahan Allah atau tidak (Mat 3:1-2; 4:17; Mr 1:14-15). Syarat yang mendasar dan penting untuk memasuki Kerajaan Allah ialah, “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” (Mr 1:15).

3) Memasuki dunia dengan kuasa ilahi meliputi: (a) kuasa rohani atas pemerintahan dan kerajaan Iblis (Mat 12:28; Yoh 18:36) — kedatangan Kerajaan Allah merupakan awal kehancuran pemerintahan Iblis (Yoh 12:31; 16:11) dan pembebasan umat manusia dari kuasa setan (Mr 1:34,39; 3:14-15; Kis 26:18) dan dari dosa (Rom 6:1-23); (b) kuasa untuk mengadakan mukjizat dan menyembuhkan orang sakit (Mat 4:23; 9:35; Kis 4:30; 8:7; lih. art. PENYEMBUHAN ILAHI), (c) pemberitaan Injil, yang menginsafkan orang akan dosa, kebenaran, dan penghakiman (Mat 11:5; Yoh 16:8-11; Kis 4:33); (d) penyelamatan dan pengudusan bagi orang yang bertobat dan percaya kepada Injil (Yoh 3:3; 17:17; Kis 2:38-40; 2Kor 6:14-18; lih. art. PEMISAHAN ROHANI ORANG PERCAYA); dan (e) baptisan dalam Roh Kudus agar menerima kuasa untuk bersaksi bagi Kristus .

4) Bukti yang perlu bahwa seseorang sedang mengalami Kerajaan Allah ialah kehidupan yang penuh dengan “kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” (Rom 14:17).

5) Kerajaan Allah ini mempunyai aspek yang berhubungan dengan masa kini dan masa yang akan datang. Kerajaan itu merupakan suatu kenyataan yang sekarang di dalam dunia ini (Mr 1:15; Luk 18:16-17; Kol 1:13; Ibr 12:28), namun pemerintahan dan kuasa Allah belum benar-benar diwujudkan. Pekerjaan dan pengaruh Iblis serta orang fasik akan terus berlangsung hingga akhir zaman (1Tim 4:1; 2Tim 3:1-5; Wahy 19:19-20:10). Penyataan yang akan datang dari kemuliaan, kuasa, dan Kerajaan Allah akan terjadi ketika Yesus kembali untuk menghakimi dunia (Mat 24:30; Luk 21:27; Wahy 19:11-20; 20:1-6). Penggenapan Kerajaan Allah pada akhirnya akan datang ketika Kristus menang secara mutlak atas semua kejahatan dan perlawanan serta menyerahkan Kerajaan itu kepada Allah Bapa (1Kor 15:24-28; Wahy 20:7-21:8).

PERANAN ORANG PERCAYA DALAM KERAJAAN ITU
PB memberikan banyak keterangan tentang peranan orang percaya dalam Kerajaan Allah.

1) Orang percaya bertanggung jawab untuk senantiasa mencari Kerajaan Allah dalam segala manifestasinya; mereka hendaknya lapar dan dahaga akan kehadiran dan kuasa Allah, baik dalam kehidupan mereka sendiri maupun di kalangan persekutuan Kristen

2) Dalam Mat 11:12 Yesus memberikan keterangan tambahan mengenai sifat umum Kerajaan Allah. Di situ Yesus menyatakan bahwa Kerajaan Sorga hanya dapat direbut oleh orang yang kuat, yang sungguh-sungguh mau melepaskan diri dari perbuatan dosa umat manusia untuk berbalik kepada Kristus, Firman-Nya dan jalan- Nya yang benar. Meskipun pengorbanan yang diminta itu besar, orang seperti itu dengan giat mencari Kerajaan itu dalam segenap kuasa-Nya. Dengan kata lain, mengalami Kerajaan Sorga dengan semua berkatnya menuntut usaha yang sungguh- sungguh dan pengerahan tenaga yang terus-menerus — perjuangan iman yang disertai kehendak yang kuat untuk melawan Iblis, dosa, dan sering kali masyarakat yang sudah rusak.

3) Kerajaan Allah bukan bagi mereka yang jarang berdoa atau yang berkompromi dengan dunia, mengabaikan Firman Allah, dan hampir tidak mempunyai kelaparan rohani. Kerajaan itu adalah bagi pria yang seperti Yusuf (Kej 39:9), Natan (2Sam 12:7), Elia (1Raj 18:21), Daniel dan tiga orang temannya (Dan 1:8; 3:16-18), Mordekhai (Est 3:4-5), Petrus dan Yohanes (Kis 4:19-20), Stefanus (Kis 6:8; 7:51) dan Paulus (Fili 3:13-14). Kerajaan itu bagi wanita seperti Debora (Hak 4:9), Rut (Rut 1:16-18), Ester (Est 4:16), Maria (Luk 1:26-35), Hana (Luk 2:36-38), dan Lidia (Kis 16:14-15,40).

KEHENDAK ALLAH
Nas : Yes 53:10. Ayat: “Tetapi Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak Tuhan akan terlaksana olehnya.”

DEFINISI KEHENDAK ALLAH.
Pada umumnya, Alkitab mengacu kepada kehendak Allah dalam tiga pengertian berbeda.

1) Di beberapa nas “kehendak Allah” adalah cara lain untuk mengatakan “Taurat Allah”. Misalnya, Daud menyejajarkan “Taurat-Mu” dengan “kehendak-Mu” dalam Mazm 40:9. Demikian pula, rasul Paulus memandang pengenalan akan hukum Taurat sama dengan mengetahui kehendak Allah (Rom 2:17-18). Dengan kata lain, karena di dalam hukum-Nya Allah mengarahkan kita kepada jalan yang dikehendaki-Nya bagi kita, maka hukum Taurat dapat disebut “kehendak Allah”. “Hukum (Taurat)” pada hakikatnya berarti “perintah” dan mencakup seluruh firman Allah.

2) “Kehendak Allah” juga dipakai untuk menyebutkan segala sesuatu yang diingini Allah secara jelas; kehendak ini dapat disebut “kehendak Allah yang sempurna”. Misalnya, adalah kehendak Allah yang dinyatakan bahwa semua orang selamat (1Tim 2:4; 2Pet 3:9) dan bahwa orang percaya yang sudah selamat tidak terjatuh dari kasih karunia. Ini tidak berarti bahwa semua orang akan selamat, tetapi hanya bahwa Allah menghendaki semua orang selamat.

3) Akhirnya, “kehendak Allah” dapat mengacu kepada apa yang diizinkan atau dibiarkan terjadi oleh Allah, sekalipun hal itu tidak secara khusus diinginkan terjadi; kehendak ini boleh disebut “kehendak Allah yang mengizinkan”. Memang, banyak yang terjadi di dunia ini bertentangan dengan kehendak Allah yang sempurna (mis. dosa, nafsu, kekerasan, kebencian, dan kekerasan hati), namun Dia mengizinkan kejahatan itu berlangsung untuk sementara waktu. Misalnya, keputusan banyak orang untuk tetap tidak diselamatkan sehingga terhilang untuk kekal, diizinkan oleh Allah, karena Ia tidak memaksakan iman yang menyelamatkan kepada mereka yang menolak menerima keselamatan dari Anak-Nya. Demikian pula, banyak kesulitan dan kejahatan yang menimpa kehidupan seseorang diizinkan oleh Allah (1Pet 3:17; 4:19), tetapi hal-hal itu belum tentu merupakan keinginan atau kehendak-Nya yang utama bagi orang tersebut.

MENANGGAPI KEHENDAK ALLAH
Ajaran Alkitab tentang kehendak Allah mengungkapkan lebih dari doktrin saja; ajaran itu kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai orang percaya.

1) Kita harus mengetahui apakah kehendak Allah itu, yaitu kehendak-Nya yang sempurna sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab (termasuk Taurat-Nya). Karena hari-hari ini adalah jahat, kita harus mengerti “kehendak Tuhan” (Ef 5:17).

2) Setelah kita tahu dari kehendak Allah yang dinyatakan bagaimana Allah menginginkan kita hidup sebagai orang percaya, kita harus mengabdikan diri untuk melakukan kehendak-Nya. Pemazmur, misalnya, memohon kepada Allah untuk mengajar dirinya “melakukan kehendak-Mu” (Mazm 143:10).

Permohonan yang sejajar agar Roh “menuntun aku di tanah yang rata” menunjukkan bahwa pada hakikatnya pemazmur sedang memohon kepada Allah kemampuan untuk hidup benar. Demikian pula, Paulus mengharapkan jemaat di Tesalonika mengikuti kehendak Allah dengan menjauhi kedursilaan seksual dan dengan hidup secara kudus dan terhormat (1Tes 4:3-4). Di bagian lain Paulus berdoa agar orang Kristen dipenuhi dengan pengetahuan akan kehendak Allah supaya mereka “hidup layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal” (Kol 1:9-10).

3) Orang percaya terpanggil untuk berdoa supaya kehendak Allah terjadi (bd. Mat 6:10; 26:42; Luk 11:2; Rom 15:30-32; Yak 4:13-15); kita harus dengan sungguh-sungguh menginginkan kehendak Allah yang sempurna serta bermaksud menggenapinya dalam kehidupan kita dan kehidupan keluarga kita. Jikalau ini adalah doa dan komitmen kita, kita bisa yakin bahwa masa kini dan masa depan kita ada dalam perlindungan Bapa sorgawi (bd. Kis 18:21; 1Kor 4:19; 16:7). Akan tetapi, jikalau ada dosa yang disengaja di dalam kehidupan kita dan pemberontakan terhadap firman-Nya, kita harus sadar bahwa Allah tidak akan menjawab doa-doa kita. Kita tidak dapat mengharapkan kehendak Allah terjadi di bumi seperti di sorga kecuali kita sendiri berusaha melakukan kehendak-Nya di dalam kehidupan kita sendiri.

4) Akhirnya, kita tidak boleh memakai kehendak Allah sebagai dalih untuk menjadi pasif atau tidak bertanggung jawab dalam kaitan dengan panggilan-Nya untuk melawan dosa, kejahatan, dan kesuaman rohani. Iblis, dan bukan Allah, yang bertanggung jawab untuk zaman sekarang yang jahat dengan kekejaman, kejahatan, dan ketidakadilannya dan Iblislah yang menyebabkan kebanyakan kepedihan dan penderitaan di dalam dunia (bd. Ayub 1:6-12; 2:1-6; Luk 13:16; 2Kor 12:7). Seperti Yesus datang untuk membinasakan perbuatan Iblis (1Yoh 3:8), demikian pula dengan jelas Allah berkehendak agar orang percaya memerangi kekuatan-kekuatan jahat itu dengan Roh Kudus (Ef 6:10-20; 1Tes 5:8).

2. Apa peran Tuhan Yesus dalam doa kita? – Yoh.14:13-14. Apa artinya berdoa dalam nama Yesus?

MINTA DALAM NAMA-KU
Nas : Yoh 14:13
Berdoa dalam nama Yesus meliputi setidak-tidaknya dua hal: Berdoa selaras dengan kehendak, kepribadian, dan tabiat-Nya; Berdoa dengan penuh kepercayaan kepada-Nya dan kekuasaan-Nya serta dengan kerinduan untuk memuliakan Bapa dan Anak (Kis 3:16). Dengan demikian, berdoa dalam nama Yesus berarti bahwa Yesus akan menjawab semua doa yang akan dipanjatkan-Nya sendiri. Kuasa doa tidak terbatas bila ditujukan kepada Yesus atau Bapa dalam iman yang suci menurut kehendak-Nya
(lihat cat. –> Mat 17:20).

IMAN … TAKKAN ADA YANG MUSTAHIL.
Nas : Mat 17:20: Yesus sering mempercakapkan sifat dari iman yang sejati. Ia berbicara tentang iman yang sanggup memindahkan gunung, mengadakan mukjizat dan penyembuhan serta melakukan hal-hal besar untuk Allah. Apakah sebenarnya iman ini yang disebut oleh Yesus?

1) Iman yang sejati adalah iman efektif yang memberikan hasil: akan “memindahkan gunung”.

2) Iman yang sejati bukanlah percaya kepada “iman” sebagai suatu kekuatan atau kuasa, tetapi “percaya kepada Allah” (Mr 11:22).

3) Iman yang sejati adalah karya Allah di dalam hati orang percaya (Mr 9:24; Fili 2:13). Iman meliputi kesadaran yang diberikan oleh Allah ke dalam hati kita bahwa doa-doa kita dikabulkan (Mr 11:23). Iman itu diciptakan oleh Roh Kudus di dalam diri kita; kita tidak dapat menghasilkannya dalam pikiran kita (Rom 12:3; 1Kor 12:9.

4) Karena iman yang sejati adalah suatu karunia yang dianugerahkan kepada kita oleh Kristus, sangat penting untuk mendekat kepada Kristus dan Firman-Nya serta memperdalam penyerahan dan keyakinan kita kepada-Nya (Rom 10:17; Fili 3:8-15). Kita bergantung pada-Nya dalam segala hal; “di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15:5; juga lih. Yoh 3:27; Ibr 4:16; 7:25). Dengan kata lain, kita harus mencari Kristus sebagai pencipta dan penyempurna iman kita (Ibr 12:2). Kehadiran-Nya yang dekat dan ketaatan kita kepada Firman-Nya merupakan sumber dan rahasia iman (Mat 9:21; Yoh 15:7).

5) Iman yang sejati berada di bawah pengawasan Allah. Iman dianugerahkan berdasarkan kasih, hikmat, kasih karunia, dan maksud Kerajaan Allah. Iman itu dianugerahkan untuk melaksanakan kehendak-Nya dan untuk mengungkapkan kasih-Nya kepada kita. Itu tidak boleh dipergunakan untuk kepentingan diri kita sendiri (Yak 4:3).

BERDOA DENGAN EFEKTIF
Nas : 1Raj 18:42-45. Ayat: “Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya. Setelah itu ia berkata kepada bujangnya, ‘Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut.’ Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata, ‘Tidak ada apa-apa.’ Kata Elia, ‘Pergilah sekali lagi.’ Demikianlah sampai tujuh kali. Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu, ‘Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut.’ Lalu kata Elia, ‘Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan.’ Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat.” Doa mengacu kepada komunikasi beraneka segi di antara orang percaya dengan Tuhan. Di samping kata “doa” dan “berdoa,” kegiatan ini diuraikan sebagai berseru kepada Allah (Mazm 17:6), berseru kepada nama Tuhan (Kej 4:26), berseru dengan nyaring kepada Tuhan (Mazm 3:5), mengangkat jiwa kepada Tuhan (Mazm 25:1), mencari Tuhan (Yes 55:6), menghampiri takhta kasih karunia dengan keberanian (Ibr 4:16), dan mendekati Allah (Ibr 10:22).

ALASAN-ALASAN UNTUK BERDOA
Alkitab memberikan aneka alasan yang jelas mengapa umat Allah harus berdoa.

1) Pertama dan utama, orang percaya diperintahkan oleh Allah untuk berdoa. Perintah untuk berdoa diucapkan oleh para pemazmur (1Taw 16:11; Mazm 105:4), nabi (Yes 55:6; Am 5:4,6), rasul (Ef 6:17-18; Kol 4:2; 1Tes 5:17), dan Tuhan Yesus sendiri (Mat 26:41; Luk 18:1; Yoh 16:24). Allah ingin bersekutu dengan kita; melalui doa kita memelihara hubungan dengan Allah.

2) Doa merupakan mata rantai penting untuk menerima berkat dan kuasa Allah, dan penggenapan dari janji-janji-Nya. Banyak nas Alkitab menggambarkan prinsip ini. Yesus, misalnya, berjanji bahwa para pengikut-Nya akan menerima Roh Kudus apabila mereka tekun dalam meminta, mencari, dan mengetuk pintu Bapa sorgawi (Luk 11:5-13). Jadi, setelah kenaikan Yesus, para pengikut-Nya bersatu dalam doa terus-menerus di ruang atas (Kis 1:14) hingga dengan kuasa (bd. Kis 1:8) Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta (Kis 2:1-4).

Ketika para rasul berkumpul setelah mereka ditawan dan dibebaskan kembali oleh para pejabat Yahudi, mereka sungguh-sungguh berdoa agar Roh Kudus memberikan keberanian dan pengaruh ketika mengucapkan firman-Nya. “Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan Firman Allah dengan berani” (Kis 4:31). Rasul Paulus sering kali mohon bantuan doa bagi dirinya, karena sadar bahwa pelayanannya tidak akan berhasil terkecuali orang Kristen ikut mendoakan dirinya (mis. Rom 15:30-32; 2Kor 1:11; Ef 6:18-20; Fili 1:19; Kol 4:3-4. Yakobus menyatakan dengan jelas bahwa kesembuhan jasmani dapat dialami seorang percaya sebagai tanggapan atas “doa yang lahir dari iman” (Yak 5:14-15).

3) Dalam rencana keselamatan bagi umat manusia, Allah telah menetapkan bahwa orang percaya menjadi rekan sekerja dengan-Nya dalam proses penebusan. Dalam arti tertentu Allah telah membatasi diri-Nya pada doa umat-Nya yang kudus, percaya, dan tekun. Ada banyak hal yang tidak tercapai dalam kerajaan Allah tanpa doa syafaat orang percaya. Misalnya, Allah ingin mengirim pekerja-pekerja menuai panen Injil; Kristus mengajarkan bahwa maksud Allah sepenuhnya dalam hal ini hanya akan tercapai dengan doa umat-Nya, “Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Mat 9:38).

Dengan kata lain, kuasa Allah untuk melaksanakan banyak maksud-Nya dibebaskan hanya melalui doa umat-Nya yang sungguh-sungguh demi kemajuan kerajaan-Nya. Apabila kita gagal untuk berdoa, kita mungkin menghalangi tergenapinya maksud penebusan Allah, baik bagi diri kita secara pribadi maupun bagi gereja sebagai tubuh.

SYARAT-SYARAT UNTUK BERDOA DENGAN EFEKTIF
Agar doa kita efektif, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.

1) Doa kita tidak akan dijawab kecuali kita memiliki iman yang tulus dan sejati. Yesus mengatakan dengan tegas, “Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu” (Mr 11:24). Kepada ayah anak yang dirasuk setan Yesus mengatakan, “Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya” (Mr 9:23). Penulis Ibrani mendorong kita untuk “menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh” (Ibr 10:22), dan Yakobus menasihatkan kita bila meminta untuk “sama sekali jangan bimbang” (Yak 1:6; bd. Yak 5:15).

2) Doa juga harus dipanjatkan dalam nama Yesus. Yesus sendiri menyatakan prinsip ini ketika mengatakan, “Apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya” (Yoh 14:13-14). Doa kita hendaknya diselaraskan dengan oknum, sifat, dan kehendak Tuhan kita.

3) Doa hanya bisa efektif apabila dipanjatkan sesuai dengan kehendak Allah yang sempurna. “Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak- Nya” (1Yoh 5:14). Salah satu permohonan dalam pola doa Yesus, Doa Bapa Kami, membenarkan prinsip ini, “Jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di sorga” (Mat 6:10; bd. Luk 11:2; perhatikan doa Yesus sendiri di Taman Getsemani, Mat 26:42).

Dalam banyak hal kita mengetahui kehendak Allah karena Ia telah menyatakannya dalam Alkitab. Kita bisa yakin bahwa setiap doa yang sungguh-sungguh dilandaskan pada janji-janji Allah dalam Firman-Nya akan benar-benar efektif. Elia yakin bahwa Allah Israel akan menjawab doanya dengan api dan kemudian dengan hujan karena firman nubuat Tuhan telah sampai kepadanya (1Raj 18:1), dan ia sangat yakin bahwa tidak ada satu pun dewa kafir yang lebih besar atau setingkat kuasanya dengan Tuhan Allah Israel (1Raj 18:21-24). Pada saat lain, kehendak Allah menjadi jelas hanya waktu kita dengan sungguh-sungguh berusaha untuk mencarinya; kemudian ketika kita sudah mengetahui kehendak-Nya mengenai hal tertentu, kita dapat berdoa dengan keyakinan dan iman bahwa Allah akan menjawab.

4) Kita bukan hanya harus berdoa sesuai dengan kehendak Allah, kita juga harus berada dalam kehendak Allah itu jikalau kita mengharapkan Dia mendengar dan menanggapi kita. Allah akan memberikan hal-hal yang kita minta dari-Nya hanya jika kita mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Rasul Yohanes dengan tegas menyatakan, “Apa saja yang kita minta, kita memperolehnya daripada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya” (1Yoh 3:22).

Menaati perintah-perintah Allah, mengasihi, dan menyenangkan-Nya merupakan syarat-syarat mutlak agar menerima jawaban atas doa-doa kita. Ketika Yakobus menulis bahwa doa orang benar sangat besar kuasanya, yang dimaksudkannya ialah baik seorang yang telah dibenarkan karena imannya kepada Kristus maupun yang hidupnya benar, takut, dan taat kepada Allah — seperti nabi Elia (Yak 5:16-18; bd. Mazm 34:14-15). Bahkan dalam PL telah ditekankan hal yang sama. Allah menjelaskan bahwa doa-doa Musa bagi orang Israel itu efektif karena ketaatannya dalam hubungan dengan Tuhan dan kesetiaan Musa kepada-Nya. Sebaliknya, pemazmur mengatakan bahwa jikalau ada niat jahat dalam hati, Tuhan tidak akan mendengarkan doa kita (Mazm 66:18).

Sikap semacam inilah yang menjadi alasan utama Tuhan tidak mendengarkan doa orang Israel yang menyembah berhala dan jahat (Yes 1:15). Tetapi apabila umat Allah bertobat dan meninggalkan semua kebiasaan buruk mereka, Tuhan berjanji akan mendengarkan mereka kembali, mengampuni dosa-dosa mereka dan memulihkan negeri mereka (2Taw 7:14; bd. 2Taw 6:36-39; Luk 18:14). Perhatikan bahwa doa imam besar untuk memohon pengampunan bagi dosa-dosa bangsa Israel pada Hari Pendamaian tidak akan didengar sebelum keadaannya yang berdosa disucikan (lih. Kel 26:33).

5) Akhirnya, agar doa kita efektif kita haruslah tekun. Inilah pokok utama dalam perumpamaan janda yang gigih (lih. Luk 18:1-7). Petunjuk Yesus untuk “meminta … mencari … mengetuk” (Mat 7:7-8) mengajarkan ketekunan dalam berdoa. Rasul Paulus juga mendorong kita untuk bertekun dalam doa. Demikian pula, orang kudus PL menyadari prinsip ini. Misalnya, hanya selama Musa bertekun dalam doa dengan mengangkat tangan kepada Allah orang Israel menang dalam peperangan melawan bangsa Amalek. Setelah Elia menerima firman nubuat bahwa akan hujan, ia tetap berdoa hingga hujan itu tiba (1Raj 18:41-45). Dalam suatu peristiwa sebelumnya, nabi yang ternama ini berdoa dengan gigih dan sungguh-sungguh bahwa Allah akan memberikan hidup kembali kepada putra janda di Sarfat yang telah mati hingga Tuhan menjawab doanya (1Raj 17:17-23).

UNSUR DAN METODE ALKITABIAH UNTUK BERDOA DENGAN EFEKTIF

1) Unsur-unsur apakah yang terdapat pada doa yang efektif? (a) Agar berdoa dengan efektif kita harus sungguh-sungguh memuji dan memuja Allah (Mazm 150:1-6; Kis 2:47; Rom 15:11). (b) Terkait erat dan tidak kalah penting ialah bersyukur kepada Allah (lih. Mazm 100:4; Mat 11:25-26; Fili 4:6). (c) Pengakuan sungguh-sungguh akan dosa yang diketahui adalah penting untuk doa yang dipanjatkan dalam iman (Yak 5:15-16; bd. Mazm 51:1-19; Luk 18:13; 1Yoh 1:9). (d) Allah juga menyuruh kita memohon sesuai dengan kebutuhan kita; sebagaimana ditulis Yakobus, kita tidak menerima hal-hal yang diingini karena tidak memohon, atau kita meminta dengan motivasi yang salah (Yak 4:2-3; bd. Mazm 27:7-12; Mat 7:7-11; Fili 4:6). (e) Kita harus berdoa dengan sangat untuk orang lain (Bil 14:13-19; Mazm 122:6-9; Luk 22:31-32; 23:34).

2) Bagaimanakah kita seharusnya berdoa? Yesus menekankan kesungguhan dalam hati kita, karena kita tidak akan didengar karena semua perkataan kosong yang kita ucapkan (Mat 6:7). Kita dapat berdoa dalam hati (1Sam 1:13) atau dengan suara nyaring (Neh 9:4; Yeh 11:13). Kita dapat berdoa dengan memakai kata-kata sendiri atau kata-kata Alkitab. Kita dapat berdoa dengan akal budi atau dengan Roh (yaitu, dalam bahasa Roh, 1Kor 14:14-18). Kita bahkan dapat berdoa dengan mengerang, yaitu tidak menggunakan kata-kata manusiawi (Rom 8:26), dengan mengetahui bahwa Roh akan menyampaikan permohonan itu kepada Tuhan. Cara lainnya lagi ialah dengan menyanyi kepada Tuhan (Mazm 92:2-3; Ef 5:19-20; Kol 3:16). Doa kepada Tuhan yang sungguh-sungguh kadang-kadang disertai dengan puasa (Ezr 8:21; Neh 1:4; Dan 9:3-4; Luk 2:37; Kis 14:23).

3) Bagaimanakah posisi badan yang terbaik untuk berdoa? Alkitab mencatat ada yang berdoa dengan berdiri (1Raj 8:22; Neh 9:4-5), duduk (1Taw 17:16; Luk 10:13), berlutut (Ezr 9:5; Dan 6:11; Kis 20:36), tidur di pembaringan (Mazm 63:7), tersungkur sampai ke tanah (Kel 34:8; Mazm 95:6), berbaring di tanah (2Sam 12:16; Mat 26:39), dan mengangkat tangan ke sorga (Mazm 28:2; Yes 1:15; 1Tim 2:8).

ANEKA CONTOH BERDOA DENGAN EFEKTIF
Alkitab penuh dengan contoh-contoh doa yang penuh kuasa dan efektif.

(1) Musa memanjatkan banyak doa syafaat yang dikabulkan Allah, bahkan juga ketika sudah mengatakan kepada Musa bahwa Ia akan mengambil tindakan lain.

(2) Simson yang bertobat berdoa memohon satu kesempatan lagi untuk menunaikan tugas hidupnya mengalahkan bangsa Filistin; Allah menjawab doanya dengan memberinya kekuatan untuk merobohkan kedua tiang penyangga istana di mana mereka sedang merayakan kuasa dewa-dewa mereka (Hak 16:21-30).

(3) Nabi Elia setidak-tidaknya mendapat jawaban atas empat doa penuh kuasa, yang kesemuanya memuliakan Allah (lih. pasal 1Raj 17:1-18:46; bd. Yak 5:17-18).

(4) Raja Hizkia menjadi sakit dan diberi tahu oleh Yesaya bahwa dia akan mati (2Raj 20:1; Yes 38:1). Karena merasa bahwa hidup dan tugasnya belum selesai, Hizkia mengarahkan wajah ke tembok dan berdoa dengan sungguh-sungguh agar Allah memberinya waktu yang lebih panjang; Allah mengutus Yesaya kembali ke Hizkia untuk memastikan bahwa ia akan disembuhkan dan hidup lima belas tahun lagi (2Raj 20:2-6; Yes 38:2-6).

(5) Tidak dapat disangkal bahwa Daniel juga berdoa kepada Tuhan ketika berada di gua singa, memohon pembebasan dari moncong singa-singa itu, dan Tuhan mengabulkan permohonannya (Dan 6:10,16-22).

(6) Orang Kristen mula-mula dengan sungguh-sungguh berdoa agar Petrus dibebaskan dari penjara, dan Allah mengutus malaikat untuk membebaskannya (Kis 12:3-11).
Contoh-contoh seperti itu seharusnya memenuhi kita dengan keinginan kudus dan iman untuk berdoa secara efektif sesuai dengan prinsip-prinsip yang diberikan oleh Alkitab.

3. Berdasarkan Mat.6:6, apakah orang Kristen harus berdoa sendirian dan tidak boleh berdoa berkelompok? Apa perbedaan doa pribadi dan doa kelompok?
Nas : Mat 6:6

Setiap anak Tuhan sebaiknya memiliki tempat di mana ia dapat sendirian dengan Allah. Jikalau tempat semacam itu tidak ada, maka berdoa secara tersembunyi tidak dapat dilaksanakan untuk waktu yang lama atau secara teratur. Yesus memiliki tempat semacam itu (Mat 14:23; Mr 1:35; Luk 4:42; 5:16; 6:12). Doa yang dipanjatkan di tempat tersembunyi ini sangat penting:
(1) pada pagi hari untuk menyerahkan hari itu kepada Allah;
(2) pada malam hari untuk mengucapkan syukur atas kemurahan-Nya;
(3) pada saat Roh Kudus mendorong kita untuk berdoa. Bapa kita berjanji untuk memberikan pahala secara terang-terangan dengan doa yang dikabulkan, dengan kehadiran-Nya yang khusus, dan dengan kehormatan sejati untuk kekekalan
mengenai Allah sebagai Bapa kita).

Banyak orang dalam kelompok karismatik yang senang berdoa dalam kelompok tetapi tidak senang berdoa sendiri secara pribadi langsung kepada Tuhan. Sehingga karismatik nampak tidak berguna karena Roh yang ada di dalam diri kita dan Roh juga yang mengajarkan kita untuk berdoa. Mari kita membaca Rom 8:26, ”Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.”

Apa yang kita lakukan kalau kita tidak tahu berdoa? Roh akan membantu kita. Roh mengajarkan kita bagaimana kita harus berdoa. Di dalam Yoh 14:26, “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”

Jadi Yesus mengatakan bila Roh turun kepada anda, Ia akan mengajarkan segala sesuatu yang telah Yesus kerjakan. Roh Kebenaran akan membantu anda lebih dalam kepada kebenaran dan ini hanya mungkin terjadi dalam doa. Meski anda pergi ke Persekutuan Doa setiap minggu, itu masih belum cukup.

Doa pribadi sangat penting. Doa pribadi adalah yang paling penting. Dalam Perjanjian Lama, Yer 31:34, “Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.”

Nabi mengatakan akan tiba waktunya dimana anda tidak perlu mencari tempat yang lain karena setiap orang akan mengetahui Tuhan secara pribadi. Ini adalah kerja dari Roh. Itulah sebabnya Yesus menurunkan Roh ke dalam diri kita. Bukan seperti Perjanjian Lama dimana Roh tidak pernah tinggal di dalam hati karena hati kita penuh dengan pemberontakan dan kekerasan, demikian para nabi mengatakannya.

Yeh 36:25-27, “Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu. Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan hati yang taat. Roh-Ku akan kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.” Jadi ini adalah suatu janji.

Bukan perjanjian lama tetapi dikatakan hari-hari ini akan datang untuk yang akan datang, Jadi Roh akan datang dan juruselamat akan datang.

Yoh 7:37-39, “Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan Kitab Suci; Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.”

Ini suatu permenungan. Saya akan mengatakan sekali lagi, jangan sekali-kali melupakan doa pribadi anda. Jangan katakan kepada Yesus bahwa saya sudah pergi ke gereja. Tentu anda harus ke gereja. Jangan katakan, Yesus, saya sudah pergi ke PD. Tentu anda harus pergi ke PD. Itu adalah doa komunitas. Katakanlah kepada diri sendiri, saya akan pergi ke PD tetapi saya tetap akan berdoa pribadi kepada Yesus. Seperti koin yang mempunyai dua sisi. Koin melambangkan doa.

Satu sisi adalah doa pribadi sedangkan sisi yang lain adalah doa komunitas. Yesus memberikan kepada kita koin-koin doa ini. Dan pada penghakiman terakhir, Dia akan menanyakan kepada kita tentang koin-koin itu. Ia akan berkata, “Saya ingin melihat kedua sisi koinmu.” Ternyata sisi yang satu penuh dengan seminar-seminar, KRK-KRK, PD-PD, dan Yesus pun tersenyum puas. Tetapi Yesus ingin melihat sisi yang lain, yaitu sisi doa pribadi. Saya harap tidak kosong, kata Yesus. Jadi Yesus menginginkan kita untuk taat dalam komunitas dan doa pribadi.